Sabtu, 10 Desember 2011

Teknik-Teknik Pembuatan Minyak Kelapa

Minyak kelapa merupakan minyak yang dihasilkan dari daging buah kelapa. Secara umum pembuatan minyak kelapa terbagi menjadi 3 macam yaitu:
1. Cara kering.
2. Cara basah yang terbagi atas beberapa metode diantaranya adalah pemancingan, pengasaman, mekanik, enzimatk dan penggaraman.
3. Cara ekstraksi Pelarut
Cara kering
Metode pembuatan minyak kelapa dengan cara kering, terlebih dahulu daging buah kelapa dibuat dalam bentuk kopra. Untuk dibuat dalam bentuk kopra, maka daging buah kelapa dibuat menjadi kering dengan jalan menjemur pada terik matahari atau dikeringkan melalui oven. Pengeringan daging kelapa dengan penjemuran sangat tergantung pada kondisi cuaca, sehingga pengeringan akan lebih baik ketika berada pada musim panas. Dan apabila pengeringan dilakukan pada musim penghujan, proses pengeringan dapat memakan waktu yang lebih lama. Waktu yang lama dalam proses pengeringan akan sangat mengganggu kualitas kopra yang dihasilkan yang disebabkan karena adanya proses biologis.
Untuk proses pengeringan dengan menggunakan oven akan lebih cepat dibandingankan dengan cara pengeringan melalui penjemuran pada sinar matahari. Pengeringan dengan menggunakan oven akan memakan biaya operasional yang lebih besar.
Adapun langkah-langkah pembuatan minyak kelapa dengan cara kering adalah sebagai berikut (www.warintek.ristek.go.id)
1. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.
2. Serbuk kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak. Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas digiling sampai halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya.
3. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.
4. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:
• Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi (menghilangkan asam lemak bebas).
• Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya menggunakan arang aktif agar dihasilkan minyak yang jernih dan bening.
• Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki.
5 Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca.
Cara Basah
Langkah awal pembuatan minyak kelapa dengan cara basah yaitu daging buah kelapa dibentuk menjadi santan. Proses pembuatan santan merupakan tahap yang paling penting dalam pembuatan minyak. Untuk dapat membuat minyak yang lebih banyak maka jenis buah kelapa yang dipilih yaitu kelapa yang setengah tua dan kelapa tua.
Santan itu sendiri merupakan jenis emulsi minyak dalam air (M/A), dimana yang berperan sebagai media pendispersi adalah air dan fasa terdispersinya adalah minyak. Globula-globula minyak dalam santan dikelilingi oleh lapisan tipis protein dan fosfolida. Lapisan protein menyelubungi tetes-tetes minyak yang terdispersi di dalam air. Untuk dapat menghasilkan minyak maka lapisan protein itu perlu dipecah sehingga tetes-tetes minyak akan bergabung menjadi minyak. Jadi pada prinsipnya pembuatan minyak kelapa cara basah atau melalui santan adalah pemecahan system emulsi santan melalui denaturasi protein. Cara basah ini dapat dilakukan secara kimiawi, mekanik, thermal, biologis / enzimatik
Teknik pembuatan minyak kelapa secara thermal biasa disebut juga dengan teknik pemanasan. Untuk membuat minyak kelapa dengan cara pemanasan cukup sederhana, yaitu hanya melakukan pemanasan terhadap santan yang telah dibuat. Tujuan dari pemanasan adalah untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat di dalam santan tersebut. Umumnya minyak yang dihasilkan dengan cara pemanasan ini berwarna kekuning kuningan. Blondo yang diperoleh dari hasil pengolahan minyak kelapa dengan cara pemanasan memiliki warna coklat kehitaman. Teknik semacam ini biasanya dimiliki oleh industry olahan dalam skala rumah tangga.
Metode Penggaraman
Metode penggaraman dilakukan dengan tujuan untuk pemecahan system emulsi santan dengan pengaturan kelarutan protein di dalam garam.
Protein yang terdapat di dalam santan akan larut dengan adanya penambahan garam (salting in), akan tetapi pada kondisi tertentu kelarutan garam akan turun seiring dengan peningkatan konsentrasi garam. Dengan penurunan tingkat kelarutan protein diikuti dengan pengikatan molekul-molekul air oleh garam tersebut, yang selanjutnya juga terjadi pemisahan antara cairan minyak dengan air (salting out).
Metode pembuatan minyak kelapa dengan cara penggaraman dilakukan dengan menambahkan larutan garam bervalensi 2 contohnya adalah garam CaCl2.2H2O pada krim santan yang telah diperoleh dari tahap awal pembuatan minyak. Garam digunakan sebagai perusak kestabilan emulsi. Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan minyak kelapa dengan metode penggaraman (garam yang dipakai misalnya CaCl2.2H2O).
1. Garam Ca ditambahkan kedalam santan dan diaduk dengan menggunakan pengaduk magnet agar campuran antara garam dan santan menjadi homogen.
2. Campuran antara garam dengan santan kemudian didiamkan kurang lebih 12 jam untuk mendapatkan 3 lapisan yaitu air yang berada paling bawah, blondo yang ada di tengah dan minyak yang berada pada lapisan paling atas.
3. Minyak yang dihasilkan dipisahkan, sedangkan blondo disentrifugasi untuk mengeluarkan minyak yang masih terikat blondo.
Metode pengasaman
Perusakan protein atau denaturasi protein untuk dapat mendapatkan minyak kelapa dapat dilakukan dengan cara pengasaman. Pada prinsipnya teknik pengasaman ini adalah metode denaturasi protein dikarenakan terbentuknya ion zwitter pada kondisi iso elektronik. Zwiter ion terbentuk karena molekul memiliki adanya muatan yang berlawanan dimasing-masing ujungnya. Di dalam protein sendiri sebenarnya mengandung gugus NH2 yang lebih memiliki muatan posotif dan gugus karboksilat yang bermuatan negative. Untuk dapat mencapai kondisi iso elektronik ini, maka santan dibuat dalam kondisi asam. Biasanya pengaturan pH untuk mendapat kondisi iso elektrik yaitu pada pH 4,5 yang dilakukan dengan penambahan asam asetat (CH3COOH) atau yang sering dikenal dengan cuka makanan.
Dengan cara pengasaman ini akan terbentuk tiga lapisan juga, dimana lapisan minyak berada paling atas, kemudian lapisan tengah protein dan lapisan bawah adalah air. Adapun minyak yang diperoleh dari cara pengasaman warna akan jernih.
Metode pemancingan
Cara pemancingan pada pembuatan minyak kelapa merupakan pemecahan system emulsi santan dengan mengatur memperbesar tegangan permukaan. Untuk dapat memancing minyak keluar dari system emulsi digunakan umpan yang berupa minyak juga. Penggunaan umpan akan sangat mempengaruhi hasil dari kualitas minyak. Apabila umpan yang digunakan adalah minyak dengan kualitas yang bagus, maka akan diperoleh minyak yang berkualitas bagus pula, akan tetapi sebaliknya apabila minyak yang dijadikan umpan secara kualitas kurang bagus maka hasil minyak yang didapat juga kualitasnya kurang bagus.
Teknik enzimatik
Teknik enzimatik merupakan metode untuk denaturasi protein dengan bantuan enzim. Beberapa jenis enzim yang dapat digunakan pada proses ini misalnya papain, bromelain, poligalakturonase, alfa amylase, protease, atau pektinase. Tahapan pembuatan minyak kelapa dengan cara enzimatik ini adalah dengan pembuatan santan yang dihasilkan dari pemerasan menggunakan air kelapa. Adapun tujuan penggunaan air kelapa adalah untuk mempercepat proses penggumpalan. Santan selanjutnya ditambah dengan enzim yang akan digunakan untuk proses fermentasi dengan jalan didiamkan selama satu malam. Keesokan harinya dilakukan pemisahan antara minyak kelapa dengan protein atau blondo.
Teknik pendinginan
Metode pendinginan didasarkan pada perbedaan antara titik beku air dan titik beku minyak. Titik beku minyak berada pada kisaran 15 oC sedangkan air memiliki titik beku pada 0 oC, oleh karena itu pemakaian teknik pendinginan ini minyak akan membeku terlebih dahulu dibandingkan air. Atau dengan kaya lain minyak akan menggumpal lebih awal dan selanjutnya dapat dipisahkan dengan komponen air.
Teknik mekanik
Teknik mekanik dilakukan dengan maksud merusak protein dan air yang menyelubungi tetes-tetes minyak. Caranya yaitu dengan memasukkan santan kedalam mixer atau terjadi pengadukan. Dengan adanya pengadukan terus-menerus molekul air dan molekul protein dapat rusak yang akhirnya tetes-tetes minyak dapat keluar.
Teknik gelombang mikro
Penggunaan gelombang mikro pada pembuatan minyak kelapa dimaksudkan untuk merusak susunan protein karena adanya kombinasi orientasi molekul polar (protein dan air) penyusun emulsi thermal. Karena kerusakan tersebut maka komponen minyak akan keluar dari system emulsi.
Cara Ekstraksi Pelarut
Untuk membuat minyak dengan cara ekstraksi pelarut, daging buah kelapa juga dibuat dalam bentuk kopra. Prinsip dari cara ini yaitu menggunakan pelarut yang dapat melarutkan minyak. Adapun karakteristik pelarut yang digunakan untuk ekstraksi minyak kelapa diantaranya bertitik didih rendah, mudah menguap, tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan residunya tidak beracun. Urutan dari proses ekstraksi minyak kelapa dengan menggunakan bahan pelarut yaitu:
1. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk.
2. Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi, sedangkan pelarut pada ruang penguapan. Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap. Uap pelarut akan naik ke ruang kondensasi. Kondensat (uap pelarut yang mencair) akan mengalir ke ruang ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk kopra. Jika ruang ekstraksi telah penuh dengan pelarut, pelarut yang mengandung minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju ruang penguapan semula.
3. Di ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak akan menguap, sedangkan minyak tetap berada di ruang penguapan. Proses berlangsung terus menerus sampai 3 jam.
4. Pelarut yang mengandung minyak diuapkan. Uap yang terkondensasi pada kondensat tidak dikembalikan lagi ke ruang penguapan, tapi dialirkan ke tempat penampungan pelarut. Pelarut ini dapat digunakan lagi untuk ekstraksi. penguapan ini dilakukan sampai diperkirakan tidak ada lagi residu pelarut pada minyak.
5. Selanjutnya, minyak dapat diberi perlakuan netralisasi, pemutihan dan penghilangan bau.
Meskipun cara ini cukup sederhana, tapi jarang digunakan karena biayanya relatif mahal.

Pembuatan Minyak Kamboja

Minyak kamboja merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang sering juga disebut dengan minyak esteris atau minyak terbang. Minyak atsiri atau minyak esteris adalah istilah yang digunakan untuk minyak yang mudah menguap dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Proses pembuatan minyak kamboja dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya yaitu distilasi air, distilasi uap serta distilasi air dan uap. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh massa bunga pada pengambilan minyak terhadap jumlah rendemen minyak yang dihasilkan, menganalisis pengaruh waktu pengeringan bunga terhadap rendemen minyak yang dihasilkan serta menganalisis pengaruh kondisi bunga terhadap mutu dari minyak yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode distilasi dengan air (water distillation). Pertama-tama sampel bunga yang telah dirajang dimasukkan ke dalam labu distilasi. Kemudian ditambahkan aquades hingga permukaan bahan terendam. Pengisian bahan ke dalam labu tidak sampai penuh. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari meluapnya bahan hingga masuk ke kondensor. Kondensor dialiri dengan air dan mulai dilakukan pemanasan dengan menggunakan mantel pemanas (heating mantle).
Apabila aquades yang digunakan telah mendidih pada tekanan tertentu, maka distilat akan mulai keluar dari ujung kondensor dan menetes ke bagian penampungan minyak yang sebelumnya telah diisi aquades. Proses distilasi dilakukan selama 4 jam untuk memperoleh minyak yang cukup. Variabel pada penelitian ini adalah massa bunga, kondisi bunga serta waktu pengeringan bunga. Variabel massa yaitu untuk bunga segar 200, 230, 250 gr dan untuk bunga kering 60, 70, 80 gram. Kondisi bunga, yaitu segar dan kering (setelah pengeringan selama 4 hari). Waktu pengeringan bunga yaitu untuk bunga segar 1 jam, 5 jam dan 9 jam. Sedangkan untuk bunga kering waktu pengeringannya 4 hari 1 jam, 4 hari 5 jam dan 4 hari 9 jam. Kondisi operasi pada labu distilasi � 1000C dan tekanannya � 1 atm, serta volum air sebesar 1200 ml. Dari hasil penelitian didapatkan data rendemen, densitas, indeks bias dan komponen yang terkandung dalam minyak kamboja. Dari data yang telah didapatkan,dapat disimpulkan bahwa perbandingan massa bunga tidak berpengaruh terhadap rendemen minyak yang dihasilkan, semakin lama waktu pengeringan bunga maka rendemen minyak yang dihasilkan semakin besar dan kualitas minyak dari bahan baku segar lebih baik dibandingkan dengan bunga yang sudah kering.

Cara Membuat Sirup dan Jus

Membuat Sirup Jeruk
Bahan-bahan :
a.Buah Jeruk : 1 Kg
b.Air Bersih : 1/2 Liter
c.Gula Pasir : 1 Kg
d.Asam Sitrun : 1 Sendok Makan
e.Kesumba Kuning : Secukupnya
f.Putih Telur Ayam : 2 Butir
Cara Membuatnya :
1.Buah jeruk dikupas diambil airnya
2.Gula dan air direbus sampai gulanya hancur
3.Setelah gulanya hancur asam sitrun dan air jeruk dicampur ke dalamnya kemudian diturunkan dari api.
4.Bahan no e dan f dicampur ke dalamnya.Aduk sampai benar-benar rata.
5.Sirup jeruk disaring dengan kain tipis dan dimasukkan ke dalam botol.

Jus Jambu Biji
75 gram jambu biji merah, buang kulit dan bijinya
50 gram air jeruk baby /pontianak /mandarin
Cara membuat :
1. Blender daging jambu biji hingga halus, angkat
2. Tambahkan air jeruk manis, aduk

Jus Avokad Melon
100 gram daging avokad tua
100 gram daging melon
1 sdt gula pasir
1 sdm air jeruk peras
Cara membuat :
1. Blender daging avokad dan meln hingga halus, angkat
2. Tambahkan air jeruk peras dan gula pasir, aduk rata

Jus Pisang Tomat
75 gram pisang ambon, ambil dagingnya
50 gram tomat matang
1 sdt gula pasir
Cara membuat :
1. Tomat direndam air mendidih sebentar, kupas kulit bagian luar, buang bijinya hingga tinggal 50 gram
2. Blender daging tomat dan pisang hingga halus, angkat
3. Tambahkan gula pasir, aduk rata

Jus Semangka Pisang
75 gram pisang ambon, buang kulitnya
50 gram semangka, buang kulit dan bijinya
Cara membuat :
1. Blender pisang bersama semangka hingga halus, angkat
Jus Melon Pepaya
100 gram pepaya merah, ambil dagingnya
100 gram melon, buang kulitnya
1 sdt gula pasir
Cara membuat :
1. Blender pepaya bersama melon hingga halus, angkat
2. Beri gula pasir, aduk rata

Jus Pepaya Mangga
100 gram pepaya merah, ambil dagingnya
50 gram mangga harum manis, pilih yang tua dan manis, ambil dagingnya
Cara membuat :
1. Blender pepaya bersama mangga hingga halus, angkat

Jus Apel Jeruk
100 gram daging apel, buang kulit dan bijinya
50 gram air jeruk baby /pontianak /mandarin
Cara membuat :
1. Blender daging apel halus, angkat
2. Tambahkan air jeruk manis, aduk

Jus Pir Jeruk
100 gram daging pir, buang kulitnya
50 gram air jeruk baby /pontianak /mandarin
Cara membuat :
1. Blender pir hingga halus, angkat
2. Tambahkan air jeruk manis, aduk

Jus Pisang Melon
75 gram pisang raja, buang kulitnya
50 gram melon, kupas kulitnya
Cara membuat :
1. Blender pisang dan melon hingga halus, angkat

Jus Jambu Biji Pepaya
75 gram daging jambu biji merah yg sudah bersih
50 gram pepaya merah, buang kulit dan bijinya
Cara membuat :
1. Blender daging jambu biji dan pepaya hingga halus, angkat